Banyak Guru Kaget!

SAMARINDA – Meski belum diketahui hasil uji kompetensi guru (UKG) yang digelar Kementerian Pendidikan dan Budaya (Kemendikbud), tapi nilai rata-rata 44,55 diprediksi sangat mungkin juga dialami sejumlah guru di Benua Etam yang mengikuti tes tersebut. Bagi para orangtua, hasil UKG ini tentu juga ditunggu dan bisa bikin mereka waswas juga. Karena kualitas guru tentu sangat menentukan kualitas pendidikan anak mereka.
Ketika diwawancara Kaltim Post kemarin, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kaltim Musyahrim mengaku belum menerima salinan hasil sementara pelaksanaan UKG guru-guru di Kaltim. Namun, adanya sejumlah guru yang mendapatkan nilai rata-rata 44,55, itu bukan karena guru yang pendidikannya berasal dari luar pendidikan keguruan.
Dia mengatakan, semua guru yang mengikuti UKG itu sudah tersertifikasi.
Pelaksanaan UKG ini bagian dari pemetaan kemampuan guru-guru berdasarkan bidang yang diajarkan.
Sisi mana yang dianggap kemampuannya masih kurang, itu akan menjadi pekerjaan rumah bagi Disdik masing-masing kabupaten/kota untuk membuat program pembinaan.
“Kita tunggu saja hasil rekapitulasi nilai UKG secara keseluruhan, setelah itu baru bisa dikritisi, sisi mana kelemahan guru,” ucapnya, singkat.
Senada, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disdik Samarinda Erham Yusuf juga demikian. Dia belum tahu persis hasil sementara UKG di Samarinda.
Namun secara garis besar, setahu dia, hasil UKG di Kota Tepian masih baik. Pelaksanaan berlangsung Senin (31/7) dan berakhir 12 Agustus 2012 mendatang.
Berdasarkan informasi yang dia kumpulkan, memang ada sejumlah guru yang mendapatkan nilai rata-rata 44 di Kutai Kartanegara dan nilai rata-rata 68 di Nunukan. “Tapi ini belum pasti, karena UKG di masing-masing kabupaten/kota belum selesai,” jelasnya.
Menurutnya, berdasarkan acuan Kemendikbud, nilai standar guru yang lolos UKG itu minimal harus 70. Nilai ini untuk syarat bagi guru yang ingin mengikuti Penilaian Kinerja Guru (PKG) 2013. Tapi untuk saat ini masih sebatas pemetaan saja. Misal, bidang tertentu atau pengembangan pribadi dan profesi yang dinilai masih kurang, hal itu yang akan diperbaiki Disdik. Disdik akan membuat program seperti diklat bagi guru-guru, saat penentuan tahun depan, mereka bisa lolos PKG.
Erham menjelaskan, tiap guru yang mengerjakan soal UKG itu diberi waktu hingga maksimal 2 jam. Di Samarinda terdapat beberapa tempat uji kompetensi (TUK), di antaranya di SMP 22 dan SMK 7. Soal yang diberikan ke guru berdasarkan masing-masing bidang atau mata pelajaran yang diajarkan di sekolah.
Rendahnya nilai rata-rata saat UKG, Erham beralasan, cara ini dinilai belum siap diberlakukan. Seperti belum siapnya alat Informasi Teknologi (IT) dari Kemendikbud dan belum banyak guru yang mengerti sistem online UKG itu. Akhirnya, berdampak pada nilai rata-rata guru.
Selain itu, lanjut dia, rendahnya nilai itu karena baru kali pertama UKG dilaksanakan, akhirnya banyak guru yang kaget. “Saya sudah sampaikan ke kepala sekolah, jika penyusunan program di sekolah itu harus mengacu PKG. Biar guru yang mengikuti UKG, mereka sudah siap,” ujarnya.
Mantan Kabag Humas dan Protokol Setkot Samarinda ini mengaku, masih menunggu hasil akhir UKG dari Kemendikbud. Setelah diketahui hasilnya, Disdik baru bisa menentukan program bagi guru yang nilainya belum memenuhi standar.
Erham menyebut, UKG ini bagian dari menuju guru yang profesional. Jika PKG sudah diberlakukan tahun depan, maka guru yang nilainya di bawah standar, tunjangan profesi (sertifikasi) tidak diberikan atau distop sementara waktu, hingga nilai UKG guru tersebut telah memenuhi standar. Ke depan UKG akan berlangsung tiap tahun. “Bagi guru yang nilainya belum memenuhi standar, masih bisa mengikuti UKG selanjutnya,” jelas dia.
Sementara itu, pengamat pendidikan Muhammad Bahzar menyebut, ketersediaan alat IT dan kurang siapnya pelaksanaan UKG menjadi pemicu nilai kompetensi guru itu masih rendah. Tak semua guru bisa memahami sistem online. Apalagi pelaksanaan UKG juga dinilai cukup tergesa-gesa, akhirnya guru belum siap.
Menurutnya, strata kemampuan masing-masing guru tiap kabupaten/kota juga berbeda. Pertanyaan yang diberikan ke guru di tiap kabupaten/kota mestinya berbeda. Tapi faktanya, pertanyaan di soal UKG semua sama sesuai bidang kemampuan.
Wakil Ketua PGRI Kaltim Sutomo meminta, pada guru yang mendapatkan nilai rendah itu jangan panik. Sebab UKG kali ini hanya sebatas pemetaan, untuk menuju PKG 2013. Artinya, guru yang nilainya belum memenuhi standar, masih bisa mengikuti UKG selanjutnya.
Dikatakannya, nilai guru yang rendah itu harus menjadi pembelajaran bagi Disdik masing-masing kabupaten/kota. Disdik harus membuat program pembinaan bagi guru-guru sesuai bidangnya. Adanya pembinaan itu, diharapkan ke depan tak ada alasan bagi guru yang tak siap mengikuti UKG.
Sedangkan, Ketua PGRI Samarinda Harimurti WS mengaku, rendahnya nilai UKG itu lantaran pelaksanaannya dinilai terlalu tergesa-gesa. Sosialisasi yang dilakukan Kemendikbud terhadap sejumlah daerah sangat mepet. Alhasil, banyak guru yang belum siap mengikuti UKG itu. “UKG belum layak dilaksanakan, tapi dipaksakan oleh Kemendikbud,” ungkapnya.
Mestinya, kata dia, Kemendikbud melakukan uji coba di masing-masing daerah mengenai UKG ini. Uji coba itu dimaksud, biar guru lebih tahu metode ujian kompetensi secara online. Karena tak ada uji coba, akhirnya banyak alat atau server yang tak berfungsi di sejumlah daerah. Bahkan, berdasarkan informasi yang dia peroleh, ada beberapa soal ujian yang tidak benar. Akhirnya guru bingung menjawabnya. Ini juga mempengaruhi rendahnya nilai UKG.
Perlu diketahui, kualitas guru di Indonesia memang layak dipertanyakan. Jika guru calon peserta sertifikasi yang mengikuti uji kompetensi awal (UKA) beberapa waktu lalu hanya mampu meraih nilai rata-rata 42,45, terbaru giliran para guru yang telah bersertifikasi dan mengikuti uji kompetensi guru (UKG) juga hanya mampu meraih nilai rata-rata 44,55. Artinya, secara umum, kualitas guru senior, baik yang telah bersertifikasi maupun yang akan mengikuti sertifikasi, sama-sama rendah.
Mendikbud Mohammad Nuh menyatakan, dari hasil rekapitulasi sementara, hasil UKG memang memprihatinkan. Nilai rata-rata hanya 44,55. Memang ada yang memperoleh nilai tinggi, yakni 91,12. Tapi, ada pula yang seluruh jawabannya salah, sehingga nilainya nol.

0 komentar: