Rp 100 Dapat Listrik 3 Menit

JAKARTA – Infrastruktur pendukung program mobil listrik terus dikembangkan. Salah satunya lewat pembangunan stasiun pengisian listrik umum (SPLU) atau listrik koin. Sebagai langkah awal, SPLU pertama di-launching di Kantor PLN (Perusahaan Listrik Negara) Distribusi Jakarta Raya kemarin (5/8).
Menteri BUMN (Badan Usaha Milik Negara) Dahlan Iskan mengatakan, SPLU merupakan infrastruktur vital untuk mendukung suksesnya program mobil listrik. “Nanti kita akan bangun ribuan SPLU,” ujarnya.
SPLU sangat efisien. Jika stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) bahan bakar minyak (BBM) membutuhkan dispenser, SPLU hanya perlu instalasi semacam kotak telepon. Mekanisme kerjanya pun sederhana. Yakni, cukup dengan memasukkan uang koin. Setelah itu, konsumen bisa langsung men-charge kendaraan listriknya.
Dengan koin Rp 100, lama charge adalah 3 menit. Durasinya semakin lama apabila nilai koinnya lebih besar. Koin Rp 200, misalnya, bisa digunakan untuk men-charge selama 6 menit, Rp 500 selama 15 menit, dan Rp 1.000 selama 30 menit. Kuota charging bisa diakumulasi. Misalnya, jika memasukkan 2 koin Rp 1.000, kuota charger menjadi 1 jam. Kuota waktu charging itu ditampilkan dalam layar LCD.
Dahlan mengatakan, pembangunan SPLU sebenarnya belum terlalu diperlukan saat ini. Sebab, kendaraan listrik belum dipasarkan. Namun, dia ingin PLN menunjukkan bahwa pengembangan infrastruktur SPLU tidak sesulit yang dibayangkan.
”Kan banyak yang meragukan kesiapan infrastruktur untuk kendaraan listrik, padahal membangunnya tidak sulit. Nah, PLN hari ini (kemarin, Red.) sudah membuktikannya. Meskipun sebenarnya baru diperlukan banyak mulai tahun depan,” katanya.
Menurut Dahlan, pengembangan SPLU jauh lebih mudah daripada SPBU BBM. Dari sisi biaya, SPBU BBM membutuhkan investasi setidaknya Rp 3 miliar. Sementera itu, SPLU hanya membutuhkan investasi kurang dari Rp 10 juta. ”Mbangun-nya gampang. Ini saja tidak sampai satu minggu sudah siap,” kata  mantan Dirut PLN itu sambil menunjuk dua unit SPLU.
General Manager PT PLN Distribusi Jakarta Raya Muhammad Sulastio menambahkan, untuk tahap awal, pihaknya membuat 24 unit SPLU di sepuluh lokasi. Di antaranya di  Kantor Kementerian BUMN dan ESDM serta di kantor-kantor cabdang PLN.
Nanti, SPLU dibangun di tempat-tempat publik, seperti pusat perbelanjaan, gedung-gedung perkantoran, dan rumah sakit. ”Di manapun dibutuhkan SPLU, kami siap,” kata Sulastio.
Selain untuk kebutuhan mobil dan motor listrik, SPLU juga bisa dipakai untuk men-charge berbagai peralatan lain seperti handphone dan laptop.
Bagaimana kesiapan kendaraan listrik? Dahlan menyebut, saat ini mobil listrik kreasi Dasep Ahmadi terus disempurnakan. Targetnya adalah mencapai jarak tempuh 1.000 kilometer. ”Saya akan coba mobil ini habis-habisan sebelum dijual ke publik,” katanya.

0 komentar: