Budidaya Ikan Patin
Ikan patin merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan panjang berwarna putih perak dengan punggung berwarna kebiru-biruan. Ikan patin dikenal sebagai komoditi yang berprospek cerah, karena memiliki harga jual yang tinggi. Di Indonesia saat ini di kelal beberapa jenis ikan patin yang memiliki nilai ekonomis penting dan sudah bisa di kembangkan melalui produksi budidaya. Beberapa jenis ikan patin yang sudah bisa dibudidayakan di Indonesia yaitu Patin Jambal, Patin Siam, Patin Pasupati dan beberapa jenis ikan patin lokal yang lainnya. Hal inilah yang menyebabkan ikan patin mendapat perhatian dan diminati oleh para pengusaha untuk membudidayakannya. Ikan ini cukup responsif terhadap pemberian makanan tambahan. Pada pembudidayaan, dalam usia enam bulan ikan patin bisa mencapai panjang 35-40 cm. Sebagai keluarga pangasidae, ikan ini tidak membutuhkan perairan yang yang mengalir untuk membongsorkan tubuhnya. Pada perairan yang tidak mengalir dengan kandungan oksigen rendahpun sudah memenuhi syarat untuk membesarkan ikan ini. Ikan patin berbadan panjang untuk ukuran ikan tawar lokal, warna putih seperti perak, punggung berwarna kebiru-biruan. Kepala ikan patin relatif kecil, mulut terletak diujung kepala agak di sebelah bawah (merupakan ciri khas golongan catfish). Pada sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis pendek yang berfungsi sebagai peraba. Penangkaran ikan patin banyak terdapat di Lampung, Sumatera Selatan, Jawa barat, Kalimantan. Ikan patin tersebar ke seluruh Indonesia. Sejak tahun 1995, berdasarkan pengamatan dan survey lapangan, menunjukan bahwa hasil tangkapan jenis ini mengalami penurunan di berbagai perairan tawar di daeraj Sumatera, Jawa dan Kalimanatan. Hal ini dapat disebabkan oleh perubahan habitat alaminya seperti pembangunan waduk, perusakaan lingkungan dan penangkapan ikan secara berlebihan.
Karena adanya penurunan jumlah tangkapan di alam maka mau tidak mau harus dilakukan produksi budidaya ikan patin secara massal. Pada Tanggal 12 s/d 18 Juli 2011 Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP) Banyuwangi bekerjasama dengan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan telah melaksanakan Safari Budidaya Ikan Patin Bagi Pembudidaya Ikan Kabupaten Banjar. Diklat tersebut diikuti oleh 30 orang pembudidaya ikan. Dalam diklat tersebut para pembudidaya ikan diberikan materi tentang teknis pembesaran ikan patin dengan beberapa mata diklat yaitu Kebijakan Pembangunan Perikanan, Peraturan Perundang-undangan, Biologi Ikan Patin, Lokasi, Kontruksi dan Tata Letak, Pengelolaan Benih, Pengelolaan Kualitas Air, Pengelolaan Pakan, Pemeliharaan Ikan Patin, Pengendalian Hama dan Penyakit, Panen dan transportasi, Analisa Usaha serta Akses Permodalan. Diklat yang dilaksanakan selama sepekan tersebut diharapkan dan meningkatkan profesionalisme Sumber Daya Manusia Perikanan peserta diklat sehingga dapatkan meningkatkan produksi perikanan budidaya di kota batik Sasirangan tersebut. Kabupaten Banjar yang terkenal dengan batu mulia berlian memiliki beberapa komoditas unggulan di sekator perikanan air tawar yaitu ikan patin siam, udang galah, udang windu, ikan nila. Sehingga daerah ini diharapkan mendongkrak produksi perikanan air tawar dalam rangka mensukseskan Indonesia sebagai penghasil perikanan terbesar di Dunia pada tahun 2014
Budidaya Ikan Nila
Ikan Nila adalah ikan dengan pertumbuhan paling cepat dibandingkan ikan lain. Ikan nilan dapat tumbuh sampai 1 kg per ekornya dengan rasa dagingnya yang luar biasa enak. Ikan nila merupakan ikan favorit bagi para peternak ikan karena nilai jualnya yang tinggi sekaligus pertumbuhannya yang pesat menyebabkan waktu panen yang lebih pendek. Ikan nila juga mudah sekali pembudidayaannya, bahkan ikan ini dapat dibudidayakan dengan berbagai macam cara menggunakan kolam, jarring apung , atau karamba, di sawah, bahkan di kolam yang berair payau ikan ini mampu tumbuh dan berkembang.
Sejarah Ikan Nila
Ikan ini pertama kali dibawa dari Taiwan ke Bogor yakni di Balai Penelitian Perikanan Air Tawar pada tahun 1969. setelah diteliti ikan nila desebarkan ke berbagai daerah perikanan dan diberi nama sesuai dengan nama latinnya yakni Nilotica. Dimana nama ini menunjukkan daerah asal ikan ini yakni sungai Nil di Benua Afrika. Awalnya ikan ini mendiami hulu sungai Nil di Uganda dan mereka selama bertahun – tahun habitatnya semakin berkembang dan bermigrasi ke arah selatan ke hilir sungai melewati danau Raft dan Tanganyika sampai ke Mesir.Ikan ini dengan bantuan dari manusia sekarang sudah tersebar sampai ke lima benua. Meskipun habitatnya yang disukai adalah daerah tropis dan hangat.
Habitat ikan Nila
Ikan nila memiliki kemampuan menyesuaikan diri yang baik dengan lingkungan sekitarnya. Ikan memiliki toleransi yang tinggi terhadap lingkungan hidupnya. Sehingga ia bisa dipelihara di dataran rendah yang berair payau maupun dataran yang tinggi dengan suhu yang rendah. Ia mampu hidup pada suhu 14 – 38 derajat celcius. Dengan suhu terbaik adalah 25 – 30 derajat. Hal yang paling berpengaruh dengan pertumbuhannya adalah salinitas atau kadar garam jumlah 0 – 29 % sebagai kadar maksimal untuk tumbuh dengan baik. Meski ia bisa hidup di kadar garam sampai 35% namun ia sudah tidak dapat tumbuh berkembang dengan baik.
Perkembangbiakan
Ikan nila dapat mencapai saat dewasa pada umur 4 – 5 bulan dan ia akan mencapai pertumbuhan maksimal untuk melahirkan sampai berumur 1,5 – 2 tahun. Pada saat ia berumur lebih dari 1 tahun kira – kira beratnya mencapai 800g dan saat ini ia bisa mengeluarkan 1200 – 1500 larva setiap kali ia memijah. Dan dapat berlangsung selama 6 – 7 kali dalam setahun. Sebelum memijah ikan nila jantan selalu membuat sarang di dasar perairan dan daerahnya akan ia jaga dan merupakan daerah teritorialnya sendiri. Ikan Nila jantan menjadi agresif saat musim ini
Kebiasaan makan ikan Nila
Ikan nila termasuk dalam ikan pemakan segala atau Omnivora. Ikan ini dapat berkembang biak dengan aneka makanan baik hewani maupun nabati. Ikan nila saat ia masih benih, pakannya adalah plankton dan lumut sedangkan jika ia sudah dewasa ia mampu diberi makanan tambahan seperti pelet dan berbagai makanan lain yaitu daun talas.
Hal yang harus anda ketahui untuk memelihara ikan nila adalah : pertumbuhan dari ikan ini sangat bergantung dari pengaruh fisika dan kimia serta interaksinya. Pada saat curah hujan yang tinggi misalnya pertumbuhan berbagai tanaman air akan berkurang sehingga mengganggu pertumbuhan air dan secara tidak langsung mengganggu pertumbuhan ikan nila. Ikan nila juga akan lebih cepar tumbuhnya jika dipelihara di kolam yang dangkal airnya, karena di kolam dangkal pertumbuhan tanaman dan ganggang lebih cepat dibandingkan di kolam yang dalam. Ada yang lain yaitu kolam yang pada saat pembuatannya menggunakan pupuk organic atau pupuk kandang juga akan membuat pertumbuhan tanaman air lebih baik dan ikan nila juga akan lebih pesat pertumbuhannya.
Ikan nila jantan juga memiliki keunggulan dibandingkan dengan yang betina. Ikan jantan memiliki pertumbuhan 40% lebih cepat dibandingkan dengan yang betina. Terlebih jika dipelihara dalam kolam yang dibedakan. Atau monosex
Prospek pasar
Jika anda tertarik untuk memelihara ikan nila sebagai species pilihan maka memang betul sekali pilihan anda. Minat pasar untuk ikan nila masih sangat lebar, mulai dari nila yang stadium bibit sampai ikan nila yang di kategorikan sebagai ikan konsumsi semua pasar tersebut masih sangat memungkinkan dimasuki. Karena termasuk ikan konsumsi dengan harga yang cukup terjangkau pasar.
Jenis ikan nila yang menjadi target pasar dalam negri adalah jenis ikan nila lokal dimana anda bisa mensuply ikan anda ke berbai kolam pemancingan dan juga aneka rumah makan, sementara untuk pangsa ekspor anda sebaiknya memilih ikan nila merah dan ikan nila gift, yang tentu saja harganya pasti akan lebih mahal dibandingkan ikan nila biasa. Kualitas daging dan ukuran tubuh menjadi tuntutan bagi para peternak untuk mengekspor produknya. Persyaratan yang harus dipenuhi adalah berat tubuh minimal 500g per ekornya dengan kualitas no 1. dan tujuan ekspornya adalah Singapura, Hongkong, Saudi Arabia, Amerika Serikat serta beberapa negara di Eropa.
Warga Pedalaman Kutim Marah Kepada DPRDWarga Pedalaman Kutim Marah Kepada DPRD
SANGATA--
Persoalan disparitas
pembangunan antara wilayah
pedalaman dengan perkotaan
menjadi sumber kemarahan
warga di kawasan tertinggal itu
kepada DPRD Kabupaten Kutai
Timur, Kaltim."Berbagai masalah
akibat kesenjangan
pembangunan wilayah
pedalaman dengan perkotaan
menjadi faktor utama
kemarahan mereka yang
ditumpahkan kepada kami baik
melalui SMS maupun telpon
dalam dua pekan terakhir," kata
Wakil Ketua DPRD Kutai Timur,
H.Suardi di Sangata, Kamis.
Keluhan warga berbagai
persoalan, di antaranya
kelemahan infrastruktur
perhubungan darat, berbagai
fasilitas umum yang lain, serta
persoalan belum tuntas tapal
batas antara Desa Kelinjau Ilir
dengan Desa Kelinjau Ulu.
"Berbagai kemarahan itu
disampaikan melalui SMS (pesan
singkat elektronik) maupun
telepon, mulai dari bahasa yang
halus sampai sumpah serapah
dengan mengatakan DPRD
mandul," ujarnya.
Menanggapi hal itu, pihak DPRD
Kutim tidak menanggapi secara
emosi namun dengan kepala
dingin karena memaklumi
kondisi rakyat di kawasan
pedalaman. Kemarahan warga
itu umumnya berasal dari
kecamatan di kawasan
pedalaman yang jaraknya cukup
jauh dari Kota Sangata, Ibu Kota
Kabupaten Kutai Timur, antara
lain Muara Ancalong, Long
Masengat dan Kecamatan Muara
Bengkal.
"Padahal, kita ketahui dalam
menjalankan roda
pembangunan, yang sangat
berperan adalah pemerintah
kabupaten, meskipun usulan
pembangunan, penganggaran
serta pengawasan di dewan,"
ujarnya.
Wakil Ketua DPRD Mahyunadi
menanggapi hal itu mengaku
sudah meminta agar seluruh
fraksi dan komisi agar membuat
jadwal dan melakukan rapat
koordinasi dengan SKPD terkait
dan turun kelapangan melihat
langsung kondisi
permasalahannya "Kita ingin
ketahui sebenarnya, mengingat
ada juga laporan tentang
pemecatan kepala desa, adanya
aspirasi camat diminta mundur,
serta lahan warga yang
diserobot perusahaan," ujarnya.
"Kasus pemecatan kepala desa,
kasus camat kurang becus dan
lain-lain terkait kinerja aparat
dan sfat PNS jelas bukan
kewenangan DPRD namun
Pemkab Kutim, mungkin warga
beranggapan semua itu
tanggung jawab dewan, jadi
kami hanya kena getah dari
kinerja Pemkab yang kurang
beres," ujar dia.
Anggota DPRD dari Daerah
Pemilihan II HM Mastur Djalal
mengatakan keberatan jika
dikatakan anggota DPRD
mandul dan tidak
memperhatikan aspirasi rakyat.
"Tidak benar juga jika dianggap
DPRD tidak bekerja karena
hakikatnya usulan
pembangunan dari anggota
dewan setelah melakukan reses,
jadi perlu ditelusuri inti
masalahnya," papar dia.
Persoalan disparitas
pembangunan antara wilayah
pedalaman dengan perkotaan
menjadi sumber kemarahan
warga di kawasan tertinggal itu
kepada DPRD Kabupaten Kutai
Timur, Kaltim."Berbagai masalah
akibat kesenjangan
pembangunan wilayah
pedalaman dengan perkotaan
menjadi faktor utama
kemarahan mereka yang
ditumpahkan kepada kami baik
melalui SMS maupun telpon
dalam dua pekan terakhir," kata
Wakil Ketua DPRD Kutai Timur,
H.Suardi di Sangata, Kamis.
Keluhan warga berbagai
persoalan, di antaranya
kelemahan infrastruktur
perhubungan darat, berbagai
fasilitas umum yang lain, serta
persoalan belum tuntas tapal
batas antara Desa Kelinjau Ilir
dengan Desa Kelinjau Ulu.
"Berbagai kemarahan itu
disampaikan melalui SMS (pesan
singkat elektronik) maupun
telepon, mulai dari bahasa yang
halus sampai sumpah serapah
dengan mengatakan DPRD
mandul," ujarnya.
Menanggapi hal itu, pihak DPRD
Kutim tidak menanggapi secara
emosi namun dengan kepala
dingin karena memaklumi
kondisi rakyat di kawasan
pedalaman. Kemarahan warga
itu umumnya berasal dari
kecamatan di kawasan
pedalaman yang jaraknya cukup
jauh dari Kota Sangata, Ibu Kota
Kabupaten Kutai Timur, antara
lain Muara Ancalong, Long
Masengat dan Kecamatan Muara
Bengkal.
"Padahal, kita ketahui dalam
menjalankan roda
pembangunan, yang sangat
berperan adalah pemerintah
kabupaten, meskipun usulan
pembangunan, penganggaran
serta pengawasan di dewan,"
ujarnya.
Wakil Ketua DPRD Mahyunadi
menanggapi hal itu mengaku
sudah meminta agar seluruh
fraksi dan komisi agar membuat
jadwal dan melakukan rapat
koordinasi dengan SKPD terkait
dan turun kelapangan melihat
langsung kondisi
permasalahannya "Kita ingin
ketahui sebenarnya, mengingat
ada juga laporan tentang
pemecatan kepala desa, adanya
aspirasi camat diminta mundur,
serta lahan warga yang
diserobot perusahaan," ujarnya.
"Kasus pemecatan kepala desa,
kasus camat kurang becus dan
lain-lain terkait kinerja aparat
dan sfat PNS jelas bukan
kewenangan DPRD namun
Pemkab Kutim, mungkin warga
beranggapan semua itu
tanggung jawab dewan, jadi
kami hanya kena getah dari
kinerja Pemkab yang kurang
beres," ujar dia.
Anggota DPRD dari Daerah
Pemilihan II HM Mastur Djalal
mengatakan keberatan jika
dikatakan anggota DPRD
mandul dan tidak
memperhatikan aspirasi rakyat.
"Tidak benar juga jika dianggap
DPRD tidak bekerja karena
hakikatnya usulan
pembangunan dari anggota
dewan setelah melakukan reses,
jadi perlu ditelusuri inti
masalahnya," papar dia.
Plang Proyek Pembangunan Gedung Serbaguna dan PAUD Desa Kelinjau Ulu Kec.Muara Ancalong-Kab.Kutai Timur,Kalimantan Timur.
Langganan:
Postingan
(Atom)